Senin, 23 Mei 2011

Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki ketelitian dapat mencapai seperseratus milimeter.
Terdiri dari dua bagian, bagian dilam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.
Pada jangka sorong. Seperti halnya alat ukur mekanik dan digital lainnya, memiliki dua skala. yaitu skala utama dan skala nonius. skala utama terdapat pada batang jangka, sedangkan nonius adalah skala yang mengapit batang dari jangka sorong tersebut.
Terdapat dua skala nonius, skala nonius yang digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter dalam suatu benda. namun dalam bahan ini kami hanya membicarakan penggunaan jangka sorong untuk mengukur keteblan benda, oleh karena itu nonius yang digunakan adalah nonius 1/20 bukan nonius 1/128.
jangka-sorong1
pada gambar tersebut diatas, diperoleh hasil pembacaan dari mengukur sebuah objek. adapun cara pembacaanya adalah sebagai berikut:
  1. Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan (terdapat pada bagian skala nonius 1/128) agar nilai ukur tetap.
  2. Perhatikan dan baca skala (dalam cm) pada batang jangka (skala utama), lihatlah angka yang dicapai oleh benda ukur yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada skala nonius.
  3. Lihat garis skala pada nonius (nonius x 1/100 cm), cari skala utama dan skala nonius yang berinpit (0,07 cm)
  4. Pada gambar, kelihatanya nilai tertera pada skala utama adalah 2,5, bukan 2,4 (benar ga’ ?)…, perhatikan skala 2,5 tidak tepat berimpit dengan 0 skala nonius oleh karena itu, hasil bacanya dalah 2,4 cm. jika nilai 2,5 tepat berimpit, maka kita tidak perlu lagi mencari skala noniusnya melainkan langsung menuliskan hasil pembacaannya adalah 2,5 cm.
  5. Hasil pembacaan adalah (SU + SN) sama dengan 2,4 + 0,07 = 2,47 cm
  6. Untuk hasil pelaporan pada pengukuran tunggal adalah (hasil pengukuran +/-   (SN x nst), nst adalah nonius skala terkecil/batas alat ukur benda) dalam hal ini jangka sorong yang digunakan ber-nst 0,01 cm
  7. Sedangkan pelaporan untuk pengukuran berulang, cara pembacaanya adalah sama dengan pembacaan pada mikrometer sekrup.
Untuk mengukur diameter dalam benda, pembacaannya sama saja dengan mengukur ketebalan benda. yang berbada adalah nunius yang digunakan.
 
http://ladongiscientist.blog.com/page/5/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar