Sabtu, 15 Januari 2011

casis dan pemindah tenaga

1. Bagian-Bagian Utama Sistem Pemindah Tenaga
  • Kopling
: Menghubung dan memutus putaran / tenaga motor ke transmisi
  • Transmisi
: Mengatur perbandingan putaran motor dengan poros penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang diinginkan
  • Poros Penggerak
( propeler Shaft )
: Meneruskan putaran/tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi
  • Penggerak Aksel (Gardan)

Þ    Penggerak sudut,  untuk memindahkan arah putaran poros penggerak kearah poros aksel


Þ    Differensial, untuk menyeimbangkan putaran kedua roda pada saat belok
  • Poros Aksel
: Meneruskan putaran dari penggerak aksel ke roda
2. Sistem Penggerak Roda
2.1. Penggerak Roda Belakang
2.1.1. Motor Di Depan
2. Sistem Penggerak Roda

2.1. Penggerak Roda Belakang
2.1.1. Motor Di Depan

Keuntungan
• Kenyamanan pada jalan aspal baik Kerugian
• Pada jalan lumpur roda penggerak cepat slip, jika tidak cukup beban pada aksel belakang
Contoh pemakaian : Pada banyak kendaraan ( Konstruksi Standard )
Keuntungan
  • Kenyamanan pada jalan aspal baik
Kerugian
  • Pada jalan lumpur roda penggerak cepat slip, jika tidak cukup beban pada aksel belakang
Contoh pemakaian  : Pada banyak kendaraan ( Konstruksi Standard )
2.1.1. Motor belakang

Keuntungan
• Pada jalan lumpur traksi baik Kerugian
• Kenyamanan kurang pada jalan aspal, jika tidak cukup beban pada aksel depan
Contoh pemakaian : VW kodok (lama) , bis Mb dan lain-lain

2.2. Penggerak Roda Depan
2.2.1. Motor Memanjang



Keuntungan
• Keamanan tinggi, jika roda penggerak slip mobil masih stabil
• Traksi baik jika tidak terdapat banyak beban pada aksel belakang Kerugian
• Traksi jelek jika terdapat banyak beban pada aksel belakang
Contoh pemakaian : Konstruksi lama Misalnya : Renault
2.2.2. Motor Melintang

Keuntungan :
• Menghemat tempat
• Penggerak sudut tidak diperlukan
• Poros propeler tidak diperlukan lagi Kerugian :
• Traksi jelek jika terdapat banyak beban pada aksel belakang
Contoh pemakaian : pada kebanyakan kendaraan
2.3. Penggerak empat roda

Keuntungan
• Traksi sangat baik Kerugian
• Harga mahal dan berat
Pada sistem penggerak empat roda dapat dibedakan :
a. Penggerak empat roda selektif
• Dapat menggunakan aksel belakang pada jalan baik
• Aksel depan dapat dihubungkan pada jalan jelek
b. Penggerak empat roda permanen
• Memerlukan penyeimbang antara kedua poros penggerak ( Mis : Diferensial, Kopling Visco )
• Lebih mahal
Contoh pemakaian : Kendaraan lapangan, Militer dan lain
sumber:http://xlusi.com/casis-dan-pemindah-tenaga-kopling-mobil-otomotif-sedan-vw-otto-mesin-diesel.html

filter solar pada mesin diesel

a) Saringan kasa dalam tangki
Saringan kasa langsung dipasang pada pipa hisap
Saringan ini perlu dibersihkan setiap tahun bersama-sama mengeluarkan kotoran dan air yang terdapat didalam tangki solar

b) Saringan kasa dalam pompa pengalir
Saringan ini menyaring kotoran dan air yang mempengaruhi fungsi dari pompa injeksi dann pompa pengalir
Saringan ini dibersihkan pada setiap servis mobil

c) Saringan halus
Saringan ini adalah saringan terakhir yang dipasang antara pompa pengalir dan pompa injeksi, pada pompa injeksi model distributor digunakan saringan yang mempunyai pori-pori sebesar 0,004 - 0,005 mm. Untuk pompa jenis lain sebesar 0,008 - 0,010 mm. Saringan halus ini harus diganti apabila kendaraan sudah berjalan 30.000 km, atau sekitar 300 - 400 jam kerja. Interval penggatian tergantung besar filter, kwalitas solar dan jumlah solar yang disaring.

1. Rumah saringan
2. Saringan halus
3. Tutup saringan
4. Katup pengalir
5. Nipel keluar
6. Nipel masuk
7. Sekrup pembuang udara
Macam - macam saringan halus
a) Saringan kertas model bintang
Solar kotor masuk dari bagian luar, karena bentuk sudut saringan model V, ( Model Bintang ) sehingga bagian luar lebih besar dan mampu menampung banyak kotoran.
Untuk stabilitas diberi pembungkus berlubang-lubang yang ada diluar dan didalam yang terbuat dari besi plat.

b) Saringan kertas model gulung
Solar yang kotor masuk dari atas, kertas digulung dan dilem pada akhirnya.

c) Saringan kain
Saringan ini disi dengan benang-benang yang dipres
Kalau ada dua saringan halus, saringan kain berfungsi sebagai saringan kasar

Air mempunyai berat jenis yang lebih besar dari solar
Setelah solar disaring, solar bersih naik lagi. Air yang lebih berat turun ke lantai saringan. Bagian bawah dari rumah saringan terbuat dari bahan gelas
Supaya tinggi air dapat diketahui
Untuk membuang air, bagian bawah dilengkapi dengan sekrup pembuang air
Pemisah air

Sistem dengan dua saringan
a) Sistem seri
Sistem ini digunakan pada motor diesel ukuran besar
Bahan kedua saringan ini biasanya berbeda yang satu dari kain sebagai saringan pertama dan yang lain dari bahan kertas sebagai saringan kedua

b) Sistem pararel
Pada sistem pararel kedua saringan terbuat dari bahan yang sama
Keuntungan :
Interval penggantian saringan lebih panjang karena menggunakan dua saringan

differential

Penggerak Sudut
1. Bagian – bagian poros penggerak aksel


1. Rumah Penggerak Aksel
2. Gigi Pinion
3. Gigi Korona
4. Gigi Kerucut Samping/Matahari
5. Rumah Differensial
6. Poros Gigi Kerucut Antara
7. Gigi Kerucut Antara/Planet
8. Mounting Rumah Penggerak aksel
9. Tutup Debu
10. Poros Aksel
11. Penghubung Bola/Penghubung CV
12. Bantalan Rumah Diferensial
13. Bantalan Poros Pinion
14. Sil Oli
2. Penggunaan :
Kendaraan dengan motor memanjang, untuk meneruskan putaran ke roda-roda diperlukan penggerak sudut. Karena arah putaran motor berbeda dengan arah putaran roda – roda
3. Fungsi :

• Merubah arah putaran dari arah putaran mesin ke kanan ( a ) menjadi arah putaran maju ( b ) ke roda – roda
4. Jenis Penggerak Sudut
Pada saat sekarang penggerak aksel hanya menggunakan penggerak sudut roda korona. Tetapi pada sistem lama, misalnya merek PEUGEOT menggunakan penggerak roda cacing.
Perbandingan gigi pada : • Sedan station antara 3,5 : 1 s/d 4,5 : 1
• Truk antara 5 : 1 s/d 12 : 1
Jenis biasa :
Sumbu poros pinion segaris dengan aksis roda korona Konstruksi ini hanya digunakan pada truk
Kerugian :
• Suara tidak halus
• Gaya pada gigi besar ( Konstruksi Berat )

Jenis biasa :
Sumbu poros pinion segaris dengan aksis roda korona Konstruksi ini hanya digunakan pada truk
Kerugian :
• Suara tidak halus
• Gaya pada gigi besar ( Konstruksi Berat )
Jenis Hypoid
Sumbu poros pinion tidak segaris dengan aksis roda korona
Konstruksi ini : Digunakan pada sedan, station dan truk
Keuntungan :
• Suara halus
• Permukaan gigi yang memindahkan gaya lebih besar
• Poros penggerak ( Gardan ) lebih rendah
Kerugian :
• Perlu oli khusus GL 4 atau GL 5
• Gesekan antara gigi lebih besar

5. Bentuk Gigi

Dari bentuk giginya, roda korona ada 2 macam
• Klingenberg
• Gleason

Klingenberg
• Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar sama (A=B)
• Disebut gigi spiral karena bentuk gigi sebagian dari busur spiral
• Kebanyakan digunakan pada mobil Eropa dan Jepang

Gleason
• Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar tidak sama (a?b)
• Disebut gigi lingkar karena bentuk – bentuk gigi sebagian dari busur lingkaran
• Kebanyakan digunakan pada mobil Amerika
6. Penyetelan Penggerak Aksel

1. Tinggi pinion
Untuk mendapatkan posisi gigi pinion yang tepat terhadap gigi roda korona
2. Pre – load pinion
Agar keausan bantalan tidak menyebabkan kebebasan bantalan
3. Celah bebas gigi roda korona ( Back Lash )
Roda korona dapat berputar dengan baik/halus dan tidak menimbulkan suara persentuhan gigi atau suara dengung
4. Pre – load bantalan rumah diferensial ( Keseluruhan )
Agar keausan bantalan tidak menimbulkan kebebasan bantalan / gerak aksial roda korona
5. Memeriksa Persinggungan gigi
Untuk menempatkan posisi permukaan kontak gigi pinion dan roda korona benar ( di tengah – tengah ) sehinggga suara halus dan keausan merata
7. Bentuk Rumah Aksel ( Penggerak Aksel )
Dari bentuk rumah penggerak aksel dapat dibedakan tiga macam :
• Aksel Banjo
• Aksel Spicer
• Aksel Terompet
7.1. Aksel Banjo

Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona kurang kuat, biasa digunakan pada kendaraan sedan, Station dan Jep
7.2. Aksel Spicer

Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona jenis ini sering digunakan pada jeep dan truk
7.4. Aksel Terompet

Rumah bantalan merupakan satu kesatuan yang kokoh dengan rumah aksel, jenis ini paling kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona biasanya digunakan pada jenis kendaraaan berat
Jarang lagi digunakan pada kendaraan, karena :
• Konstruksi rumit
• Penyetelan sulit
• Harga mahal

sistem starter mobil

Sistem Starter
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang ada , mobil pada umumnya menggunakan motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol ). Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

Motor Starter
Motor starter yang dipergunakan pada automobile dilengkapi dengan magnetic switch yang memindahkan gigi yang berputar (selanjutnya disebut gigi pinion ) untuk berkaitan atau lepas dari ring gear yang dipasangkan mengelilingi fly wheel (roda gila) yang dibuat pada poros enngkol. Saat ini kita mengenal dua tipe motor starter yang digunakan pada kendaraan atau truck-truck kecil, yaitu motor starter konvensional dan reduksi. Mobil-mobil yang dirancang untuk dipergunakan pada daerah dingin mempergunakan motor starter tipe reduksi, yang dapat menghasilkan momen yang lebih besar yang diperlukan untuk mensart mesin pada cuaca dingin. Motor starter tipe ini dapat menghasilkan momen yang lebih besar dari pada motor starter konvensional untuk ukuran dan berat yang sama., saat ini mobil cenderung mempergunakan tipe ini meskipun untuk daerah yang panas. Pada umumnya motor starter digolongkan (diukur) berdasarkan output nominalnya (dalam KW) makin besar output makin besar kemampuan starternya

Yoke dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup.Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

Armature dan Shaft
Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot- slot,poros,komulator serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar.


Brush
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
  • Dua buah disebut dengan brush positif.
  • Dua buah disebut dengan brush negatif

Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.

Drive Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.

Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear

Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui teminal utama.

Pada saat motor Switch On
Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat in hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama.Seperti pada gambar diatas. Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kea rah menutup main switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch kea rah posisi berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:

Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→terminal 50→pull in coil→field coil→armature→massa

Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu , relative kecil maka armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada kendaraan ini kontak plate belum menutup main switch.


Pada saat Pinion Berkaitan Penuh
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate akan mulai menutup main switch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalir sebagai berikut:

Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→main switch→terminal c→field coil→armature→massa

Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field coil→armature→massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen punter yang besar yang digunakan memutarkan ring gear. Bilaman mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion.Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling sarter akan membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.

Pada saat starter Switcf OFF.
Sesudah starter switch dihidupkan ke posisi off, dan main switch dalam keadaan belum membuka (belum bebas dari kontak plate).Maka aliran arusnya sebagai berikut:

Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
Field coil→armature→massa

Oleh karena starter switch off maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari teminal 50 melainkan dari teminal C.Sehingga aliran arusnya akan menjadi:

Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
Pull in coil→Hold in coil→massa

Karena arus pull in coil berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal iini mengakibatkan kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula.Dengan demikian drive lever menarik sarter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan


http://elearning.smkpraskabjambi.sch.id

sistem pengapian konvensional

Sistem pengapian pada mesin bensin berfungsi mcmbakar campuran udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah kompresi,sehingga dihasiikan daya mekanik akibat pembakaran tersebut.



memperlihatkan konstruksi sistem pengapian yang menggunakan baterai sebagai sumber listriknya, maka disebut sebagai sistem pengapian baterai


Bagian – Bagian Sistem Pengapian

Baterai (Battery)
Kegunaan : Sebagai penyedia atau sumber arus listrik

Kunci kontak (Ignition Switch)
Kegunaan : Menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit primer

Koil (Ignition Coil)
Kegunaan :Mentransformasikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi ( 5000 – 25.000 Volt )

Kontak pemutus
Kegunaan : Menguhubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian

Kondensator
Kegunaan : Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat kontak mulai membuka dan Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi

Distributor
Kegunaan : Membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap busi sesuai dengan urutan pengapian

Busi (spark plug)
Kegunaan : Meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai.Percikan bunga api ini diperoleh dari tegangan tinggi yang dihasilkan ignition coil.

Kabel Tegangan Tinggi (High-Tension Cords)
kegunaan : Menghantar tegangan tinggi dari kumparan sekunder ke Busi
 
http://moovti.blogspot.com/2010/10/sistem-pengapian-konvensional.html

MENGANALISA KERUSAKAN ALTERNATOR MOBIL

Akibat kerusakan alternator terlihat pada fungsi baterai (aki) dalam menyediakan energi listrik. Kerusakan yang terjadi pada alternator biasanya tidak langsung terlihat. Namun akibatnya justru akan terlihat pada fungsi baterai (aki) dalam menyediakan energi listrik bagi sistem kelistrikan mobil. Karena fungsi alternator untuk menghasilkan energi listrik dari putaran mesin. Berikut ini analisa kemungkinan kerusakan yang bisa terjadi pada alternator.

1.Baterai (aki) tidak terisi tapi mesin bisa distarter


• Belt alternator kendor atau sudah aus. Belt harus dikencangkan atau malah harus diganti.
• Kabel alternator terkelupas atau putus. Periksa rute kabel kemudian isolasi kabel yang terkelupas. Jika rusak ganti kabel baru.
• Alternator rusak sehingga sudah saatnya diganti.
• Regulator tegangan rusak


2. Alternator berisik

• Belt alternator kendor atau aus sehingga perlu dikencangkan atau malah harus diganti.
• Flens puli alternator bengkok sehingga harus ganti puli yang baru.
• Bearing alternator sudah aus atau bagian lain alternator ada yang rusak sehingga harus diganti
• Dudukan alternator kendor sehingga baut dudukannya harus dikencangkan.


3. Lampu atau sekring sering putus.

• Sistem perkabelan ada yang rusak. Periksa hubungan kabel-kabel jika ada yang terkelupas segera ditutup atau diganti.
• Alternator rusak sehingga harus diganti
• Periksalah baterai (aki) , jika rusak harus diganti.
http://moovti.blogspot.com/2010/10/menganalisa-kerusakan-alternator-mobil.html
 

rangkaian klakson

klakson berfungsi sebagai alat komunikasi antar pengendara kendaraan bermotor.
Rangkaian klakson dapat dilihat pada gambar berikut:























keterangan :
A/85 dihubungkan ke massa
B/86 dihubungkan ke saklar klakson

Cara Kerja Alternator

Prinsip dasar Alternator pada kendaraan

perhatikan gambar di bawah ini :














penjelasan :
Kunci kontak dialiri arus listrik (+) pada saat posisi ON 

Lampu indikator menyala menandakan adanya arus dari battery (aki) ke alternator (saat ini alternator bersifat sebagai groound karena belum bekerja mensuply arus listrik ke accu)

Pada saat mesin dihidupkan, maka alternator akan berkerja untuk menggantikan fungsi aki – lampu indikator mati karena sekarang alternator bekerja dan menghasilkan arus listrik.

Perhatikan lampu CHG untuk mengetahui apakah alternator bekerja atau tidak. Bila lampu CHG menyala 

pada saat mesin hidup berarti alternator tidak bekerja.. segera periksa kerusakan ini, karena bila tidak mobil dapat mogok dijalan karena kehabisan setrum.
http://moovti.blogspot.com/2010/10/cara-kerja-alternator.html
 

SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) PADA MOBIL

Nama-nama komponen utama AC ( Air Conditioners )

AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman.
Rangkaian peralatan (komponen) tersebut adalah :


a. Compressor












Compressor Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat.


b. Kopling magnet ( Magnetic Clutch )
Kopling magnet adalah perlengkapan kompressor yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk melepas dan menghubungkan kompressor denganputaran mesin. Peralatan intinya adalah : Stator, rotor dan pressure plate. Sistem kerja dari alat ini adalah elektro magnetic.
Konstruksi :
Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan kompressor housing, pressure plate terpasang mati padaporos kompressor.


c. Condenser

Condenser Berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikanoleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair ( dingin ).


d. Dryer/receifer

Dryer/receifer Berfungsi untuk menampung refrigerant cair untuk sementara, yang untuk selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve, sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu Dryer/receifer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant.


e. Expansion valve
Expansion valve Berfungsi Mengabutkan refrigrant kedalam evaporator, agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.


f. Evaporator
Evaporator Merupakan kebalikan dari condenser Berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin.


g. Blower
Blower berfungsi untuk menghembuskan udara dingin ke dalam ruang kendaraan
 
http://moovti.blogspot.com/2010/10/sistem-ac-air-conditioner-pada-mobil.html

sistem pengisian


Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
komponen-komponen listrik pada mobil tersebut seperti motor starter, lampu-
lampu besar dan penghapus kaca. Namun demikian kapasitas baterai sangatlah
terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus
menerus.
Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai
kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen-komponen
listrik.Untuk itu pada mobil diperlukan siatem pengisian yang akan memproduksi
listrik agar baterai selalu terisi penuh.
Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk menngsi
kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya
pada saat mesin dihidupkan.
Sebagian besar mobil dilengkapi dengan alternator yang menghasilkan arus bolak-
balik yang lebih baik dari pada dynamo yang menghasilkan arus searah dalam hal
tenaga listrik yang dihasilkan maupun daya tahannya.
Mobil yang menggunakan arus searah (direct current), arus bolak-balik yang
dihasilkan oleh alternator harus disaerahkan menjadi arus searah sebelum
dikeluarkan.


ALTERNATOR
Fungsi alternator
Fungsi alternator adalah untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari
mesin tenaga listrik . Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang
memutarkan roda dan menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik
bolak-balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet
listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang
menyearahkan arus.
Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor
untuk menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang
memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk mendinginkan
rotor, stator dan diode.


Konstruksi alternator bagian-bagiannya terdiri dari :
a. Puli (pulley) d. Startor coil
b. Kipas (fan) e. Rectifier (silicon diode)
c. Rotor coil

a. Pull (pully)

Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.

b. Kipas (fan)

Fungsi kipas adalah untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada
alternator.

c. Rotor

Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor terdapat
kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan.
Kuku-kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik kekumparan rotor.


Rotor ditumpu oleh dua buah bearing, pada bagian depannya terdapat puli dan
kipas, sedangkan di bagian belakang terdapat slip ring.

d. Stator

Pada ganbar diatas terlihat ganbar konstruksi dan stator coil.Kumparan stator
adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu
ujung-ujungnya dijadikan satu. Pada gambar sebelah kanannya terlihat teori
gambar konstruksi ini disebut hubungan “Y” atau bintang tiga fhase. Bgian tengah
yang menjadi satu adalah pusat gulungan.Dan bagian ini disebut terminal “N”.
Pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga
phase.

e. Rectifier (Diode)

Pada gambar diatas memperlihatkan konstruksi dan hubungan antara stator coil
dengan diode. Ketiga ujung dari stator dihubingkan dengan kedua macam diode.
Pada model yang lama terdapat dua bagian yang terpisah antara diode positif (+)
dan diode negative (-). Bagian positif (+) mempunyai rumah yang lebih besar
daripada yang negative (-). Selain perbedaan tersebut ada lagi perbedaan lainnya
yaitu strip merah pada diode positif dan strip hitam pada diode negative.
Fungsi dari diode adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan
oleh stator coil menjadi arus searah (DC). Diode juga berfungsi mencegah arus
balik dari baterai ke alternator.

REGULATOR
Uraian
Tegangan listrik dari alternator tidak selalu constant hasilnya. Karena hasil listrik
alternator tergantung daripada kecepatan putaran motor. Makkin cepat putarannya
makin besar hasilnya demikian juga sebaliknya.
Rotor berfungsi sebagai magnet.Adapun magnet yang dihasilkan adalah magnet
listrik, maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk ke rotor
coil akan mempengaruhi daya magnet tersebut sehingga hasil pada stator coilpun
akan terpengaruh.Jadi hasil alternator sangat dipengaruhi oleh adanya arus listrik
yang masuk ke rotor coil.
Fungsi regulator adalah mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam rotor coil
sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap constant (sama) menurut
harga yang telah ditentukan walaupun putarannya berubah-ubah. Selain daripada
itu regulator juga berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu
tanda pengisian akan secara otomatis mati apabila alternator sudah menghasilkan
arus listrik.
Gambar diatas memeperlihatkan fungsi dari regulator, alternator dan baterai.
Apabila alternator tidak menghasilkan listrik, maka hanya dari baterai saja untuk
mengatasi kebutuhan kelistrikan, bila hal ini terjadi maka regulator akan bekerja
memberi tanda pada pengemudi (lampu CHG).
Ada dua tipe regulator yaitu tipe point (point type) dan tipe tanpa point (pointless
type). Tipe tanpa point juga biasa disebut IC regulator karena terdiri dari
intergrated circuit.
Adapun cirri-ciri IC regulator yang dibuat jadi satu dengan alternator adalah sebagai
berikut :
a) Ukuran kecil dan output-nya tinggi
b) Tidak diperlukan penyetelan voltage (tegangan)
c) Mempunyai silet konpensasi temperature untuk control tegangan yang dimiliki
untuk pengisisan baterai dan suplai ke lampu-lampu.
Apikasi dalam Sistem Pengisian (Charging System)
Gambar diatas menunjukan sirkuit/ranngkaian dari system pengisian yang
memakai regulator dua titik kontak. Kebutuhan tenaga untuk menghasilkan
medan magnet (magnetic flux) pada rotor alternator disuplai dari terminal F.
Arus ini diatur dalam arti ditambah atau dikurangi oleh regulator sesuai dengan
tegangan terminal B. Listrik dihasilkan oleh stator alternator yang disuplai dari
terminal B, dan dipakai untuk mensuplai kembali beban-beban yang terjadi pada
lampu-lampu besar (head llights), wipers, radio, dan lain-lain dalam
penambahan untuk mengisi kembali baterai. Lampu pengisian akan menyala,
bila altenator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal.Hal tersebut terjadi
apabila tegangan dari teminal N alternator kurang dari jumlah yang ditentukan.

Seperti telah ditunjukan oleh gambar diatas, bila sekering terminal IG putus,
listrik tidak akan mengalir ke rotor dan akibatnya alternator tidak membangkitkan
listrik.Walaupun
sekering CHG putus alternator akan berfungsi.Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan bantuan sirkuit pengisian sebagai berikut.
CARA KERJA
Pada saat kunci kontak ON dan mesin mati
Bila kinci kontak diputar ke posisi ON , arus dari baterai akan mengalir ke rotor dan
merangsang rotor coil.Pada waktu yang sama, arus baterai juga mengalir ke
lampu pengisisan (CHG) dan akibatnya lampu menjadi menyala (ON).
Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut :

a. Arus yang ke field coil
Terminal(+)baterai→fusible link→kunci kontak (IG switch)→sekering→terminal IG
regulator→point PL→point PL→terminal F regulator→terminal F
alternator→brush→slip ring→rotor coiil→slip ring→brush→terminal E
alternator→massa→bodi.
Aibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus ini
disebut araus medan (field current).

b. Arus ke lampu charge
Terminal (+) baterai→fusibler link→sakjelar kunci kontak IG (IG switch)
sekering→lampu CHG→terminal L regulator→titik kontak P→titik kontak
P→terminal E regulator→massa bodi.
Akibatnya lampu charge akan menyala.

CARA KERJA
Mesin dari kecepatan rendah ke kecepatan sedang.
Sesudah mesin hidup dan rotor berputar, tegangan/voltage dibangkitkan dalam
stator coil, dan tegangan netral dipergunakan untuk voltage relay, karena itu lampu
charge jadi mati.Pada waktu yang sama, tegangan yang dikeluarkan beraksi pada
voltage regulator. Arus medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan
disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada
voltage regulator.
Demikianlah, salah satu arus medan akan lewat menembus atau tidak menembus
resistor R, tergantung pada keadaaan titik kontak PL.
Catatan :
Bila gerakan P dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P, maka
pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge) tegangannya sama.
Sehingga pada aris tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk
jelasnya aliran arus pada masing-masing peristiwa sebagai berikut :
a. Tegangan Netral
Terminal N alternator→terminal N regulator→magnet coil dari voltage
relay→terminal E reguilator→massa bodi.
Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat
menarik titik kontak P dari P dan selanjutnya P akan bersatu dengan P. Dengan
demikian lampu pengisian (charge) jadi mati.
b. Tegangan yang keluar (output Voltage)
Terminal B alternator→trminal B regulator→titik kontak P→titik kontak P→magnet
coil dari voltage regulator→terminal E regulator→massa bodi.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat
mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PL.
Dalam hal ini PL akan tertarik dari PL sehingga pada kecepatan sedang PL akan
mengambang (seperti terlihat pada gambar diatas).

c. Arus yang ke field
Termional B alternator→IG switch→Fuse→terminal IG regulator→Point PL→Point
PL→Reristor R→Terminal F regulator→Terminal F alternator→Rotor
coil→terminal E alternator→massa bodi.
Dalam hal ini jumlah arus/tegangan yang masuk ke rotor coil bias melalui dua
saluran.

→Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PL dari PL,
maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor R.Akibatnya arus akan kecil dan
kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil-pun kecil (berkurang).

d. Out Put current
Terminal B alternator →baterai dan beban→massa bodi.

Mesin dari Kecepatan Sedang ke Kecepatan Tinggi
Bila putaran mesin bertambah , voltage yang dihasilkan oleh kumparan stato naik,
dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat.
Dengan daya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir
terputus-putus (intermittently).Dengan kata lain , gerakan titik kontak PL dari
voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan titik kontak PL .
Catatan :
Bial gerakan titik kontak PL pada regulator berhubungan dengan titik kontak
PL,field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga point dari voltage relay tidak
akan terpisah dari point P,sebab tegangan netral terpelihara dalam sisa flux dari
rotor. Aliran arusnya adalah senagai berikut :

a. Voltage Netral (Tegangan Netral)
Terminal N alternator→terminal N regulator→magnet coil dari voltage
relay→terminal E regulator→massa bodi.
Arus ini juga sering disebut netral voltage.


b. Out Put Voltage
Terminal B alternator→terminal B regulator→point P→point P→magnet coil dari N
regulatorterminal E regulator.
Inilah yang disebut dengan Output voltage.

c. tidak ada arus ke Field Current
Terminal B alternator →IG switch→fuse→terminal IG regulator→reristor
R→Terminal F regulator→terminal F alternator→rotor coil→atau→point PL→Point
P→ground (NO.F.C)→Terminal E alternator→massa (F Current).
Bila arus resistor R→mengalir teminal Fregulator→rotor coil→massa, akibatnya
arua yang ke rotor ada, tapi kalau PL-maka arus mengalir ke massa sehingga
yang ke rotor coil tidak ada.

d. Out Put Current
Terminal B alternator→baterai/load→massa.
http://elearning.smkpraskabjambi.sch.id